18 Januari 2009

Satu Lagi Kejahatan Hitler (3) habis

Oleh : Agung Nugroho

Setahun setelah kekuasaan fasis Jerman menduduki Belanda, Loebis pun ditangkap dan dijebloskan ke dalam pabrik-pabrik pembunuh Nazi. Ia memang bukan satu-satunya orang Indonesia yang ditangkap dan dimasukkan ke dalam kamp konsentrasi, tetapi ia adalah satu-satunya orang Indonesia yang berhasil selamat dan bebas dari lubang maut Hitler itu. Yang lebih penting lagi adalah Parlindoengan Loebis telah pula menuliskan pengalaman hidupnya menyangkut sejarah pendudukan kekuatan fasis Jerman ke Belanda sejak bulan Mei 1940. Dari bulan Juni sampai Oktober 1941, Loebis menjadi tawanan kamp konsentrasi Schoorl. Di kamp ini ia bertemu dengan Sidartawan, kawan sesama anggota PI jadi ada teman untuk berbagi. Setelah empat bulan di kamp Shoorl, dia dipindahkan ke kamp Amersfoort sampai bulan April 1942. Kedua kamp ini dibuat untuk tempat penampungan sementara sebelum dipindahkan ke kamp yang utama di Jerman. Penghujung Maret 1942, Sidartawan dibawa pergi dengan kendaraan yang tujuannya tidak diketahui oleh Loebis. Seminggu setelah itu, ia yang di bawa pergi yang diketahui adalah kamp konsentrasi Buchenwald (April- Oktober 1942). Mulai saat itu, Loebis melalui hari-harinya di kamp tempat para banjingan. Orang–orang inilah yang sering menyiksa tawanan yang lainnya sehingga banyak tawanan yang meninggal karena ulah sesama tawanan daripada yang dibunuh oleh SS. Setelah enam bulan berada di kamp Buchenwald, ia di pindahkan lagi ke daerah kamp Suchsenhausen. Di sini ia ditempatkan di pabrik pesawat terbang Heinkelwerke yang lebih di kenal oleh tentara Jerman dengan sebutan Heinkel, sekitar 10 kilometer dari kamp Suchsenhausen. Saat-saat berada di pabrik Heinkel yaitu dari bulan Oktober 1942 sampai dibebaskan April 1945, Loebis mengakhiri pengalaman hidupnya di kamp konsentrasi Nazi. Kepiawaian dan kepandainya mengobati tawanan yang sakit serta kelancaranya berbicara menggunakan bahasa Jerman membuatnya diangkat sebagai dokter di kamp kosentarsi dimanapun dia dimasukkan dan inilah yang membuatnya selamat dari pabrik pembunuh Hitler tersebut.

Bagian akhir buku ini, menceritakan kepulangan Parlindoengan Loebis ke tanah air. Sebelum perang dunia ke II dan proklamasi kemerdekaan, pemerintah Belanda mempersulit urusan kepulangan orang Indonesia ke kampung halamannya namun setahun setelah dua peristiwa tersebut pemerintah Belanda mulai melunak dengan memberikan kesempatan kepada orang Indonesia untuk pulang ke tanah kelahirannya. Momen ini tidak di sia-siakan oleh Loebis dan kawan-kawan yang sudah rindu dengan keindahan alam Indonesia. Loebis terlibat langsung dalam pengurusan kawan-kawan yang akan pulang dan kawan-kawan menunjuknya sebagai dokter kapal. Dengan wewenang yang dimilikinya, ia berhasil meloloskan Dr. Setia Budi (Douwes Dekker) ke Indonesia karena pada saat itu warga sipil Belanda di larang berkunjung ke Indonesia. Buku ini dapat memberikan gambaran kepada kita mengenai riwayat hidup Parlindoengan Loebis yang dirangkai dengan peristiwa-peristiwa mengerikan dalam gaya penceritaan yang lugas dan mendalam.