11 Januari 2009

MITAN MAHAL MASYARAKAT KEMBALI GUNAKAN KAYU

Kotabaru, 9/1 (ANTARA) - Masyarakat di sejumlah kecamatan di Kotabaru, kini mulai menggunakan kayu bakar untuk memasak, menyusul mahalnya harga minyak tanah (mitan) di tingkat pengecer yang mencapai Rp6.000 per liter. Asmo (37), salah seorang warga Kelumpang Selatan, Jumat, mengaku, keluarganya sudah lama menggunakan bahan bakar kayu untuk memasak karena harga minyak tanah mahal.

"Saat minyak tanah murah, tidak masalah memasak dengan menggunakan kompor. Akan tetapi setelah mitan mahal, kami terpaksa kembali menggunakan kayu bakar," katanya. Selain Asmo, masyarakat di Kelumpang Hulu, Kelumpang Hilir, dan Hampang akhir-akhir ini juga banyak yang kembali menggunakan kayu bakar untuk memasak.

Hal itu disebabkan oleh menurunnya penghasilan mereka dan mahalnya harga minyak tanah di tingkat pengecer. "Meskipun minyak tanah mahal, tetapi usaha masih lancar tidak seberapa kalau dulu usaha masih lancar, Seorang pedagang arang di Komplek Pasar Kemakmuran, Kotabaru, menjelaskan, akhir-ahir ini omzet penjualan arang dan kayu meningkat dari hari-hari biasa.

"Kalau penghasilan masih lumayan, mahalnya harga minyak tanah tidak terasa berat, tetapi saat ini pendapatan kami menurun sehingga lebih baik mencari kayu bakar daripada membeli mitan," kata Masrofah. Sebelumnya, Gufron, salah seorang pedagang arang di Kotabaru, mengatakan, akhir-akhir ini omzet penjualan arangnya meningkat. "Kalau dahulu kami hanya mampu menjual arang kisaran 7-9 karung, namun setelah harga BBM naik penjualan arang menjadi 10-20 zak per hari," kata Gufron.

Selain harganya murah, menurut warga mendapatkan bahan bakar arang jauh lebih mudah daripada mencari minyak tanah. Sehingga mereka lebih memilih beralih ke bahan bakar arang dan kayu bakar, karena selalu tersedia di pojok-pojok pasar dan sudut jalan. Sebelumnya, harga arang berkisar Rp15.000, setelah BBM naik harga arang juga ikut naik menjadi sekitar Rp20.000-Rp22.000 per zak.

Naiknya harga arang bukan hanya dinikmati oleh para pedagang, namun kenaikan harga arang terjadi mulai dari perajin arang di desa dan daerah-daerah. Harga arang yang dibuat dari kayu laban Rp21.000 per zak, arang kayu mirih Rp22.000-Rp25.000 per zak, dan arang dari kayu campuran/gunung Rp20.000 per zak.