18 Januari 2009

Satu Laghi Kejahatan Hitler (2)

oleh : Agung Nugroho


Dalam Perhimpunan Indonesia (PI), Parlindoengan Loebis merupakan angkatan kedua setelah Mohammad Hatta, Sutan Syarir, Santono, Iwa Koesoemasumantri, Ali Sastroamidjojo dan Sukiman. Angkatan pertama inilah yang mendominasi pergerakan sebelum dan sesudah Indonesia merdeka. Dia tidak sempat bertemu dengan Hatta di negeri Belanda karena waktu berangkat ke sana, Hatta dalam perjalanan pulang ke Indonesia setelah menyelesaikan studinya. Loebis hanya sempat berpapasan dengan kapal yang membawa Hatta pulang ke tanah air saat melintas di perairan laut merah (hal 50). Kehidupan mahasiswa Indonesia di negeri Belanda tahun 1932-1940 juga di ceritakan pada bagian tengah buku ini. Bagaimana susahnya mahasiswa Indonesia hidup di negeri orang yang menjadi penjajah di tanah kelahirannya.

Dari Kamp Ke Kamp Kamp-kamp konsentrasi pertama kali didirikan pada tahun 1933 di sekitar kota Berlin dan sebagian kecil berada di wilayah Jerman bagian tenggah seperti di Saxon dan Thuringia. Masa awal pembangunanya sekitar lima puluh kamp konsentrasi kecil yang kebanyakan bangunan bekas penjara militer atau pabrik-pabrik yang sudah ditinggalkan dan juga bekas gudang-gudang dan istana kuno yangt dijadikan kamp-kamp konsentrasi. Lawan-lawan politik mereka terutama orang-orang bersebrangan ide dan orang yang di cap komunis menjadi penghuni kamp-kamp konsentrasi saat untuk pertamakalinya kamp tersebut dibuka. Kamp Dachau dekat Muenchen, Kamp Buchenwald dekat Weimar dan Kamp Sachsenhausen dekat Berlin merupakan tiga kamp yang utama masing-masing terletak di bagian selatan, tengah dan utara Jerman. Mulai tahun 1936 dan seterusnya pasukan khusus Jerman SS (Shutz Staffel) yang bertanggung jawab mengawasi kamp-kamp konsentrasi.

Bulan-bulan pertama partai Nazi Hitler menguasai Jerman, sejak itu pula kamp-kamp konsentrasi yang lebih besar dan lebih terorganisir didirikan. Kamp Dachau merupakan salah satu kamp konsentrasi yang besar dan paling terkenal. Nama Dachau kemudian menjadi terkenal dan menjadi ditakuti sebagai kamp kosentrasi karena kamp merupakan kamp kelas ketiga. Sehingga mucul pameo di Jerman bila orang dijebloskan ke kamp konsentrasi, orang tersebut selalu menyatakan “saya di Dachau kan”, meskipun dia berada di kamp yang lain. Kamp-kamp konsentrasi dibagi dalam tiga kelas. Kelas yang pertama kamp tenaga kerja. Ini merupakan kamp konsentrasi yang memerima perlakuan yang terbaik dari di antara tiga kelas tersebut. Kamp kelas dua keadaannya lebih buruk, pekerjannya lebih berat dan perlakuannya lebih ganas. Sedangkan kelas yang ketiga merupakan pabrik-pabrik kematian. Para pelaku kejahatan, homoseks, orang Yahudi serta tawanan politik yang dianggap paling berbahaya dimasukkan ke kamp konsentrasi kelas ketiga ini.

bersambung...