11 Januari 2009

BANTUAN KEMANUSIAAN TAHAP KETIGA KE PALESTINA DISIAPKAN

Rafah, Perbatasan Mesir-Palestina, 9/1 (ANTARA) - Setelah bantuan tahap kedua untuk rakyat Palestina diserahkan tim aju kemanusiaan Indonesia di Rafah, perbatasan Mesir dan Palestina Kamis (8/1) malam pukul 21.00 waktu setempat atau Jumat dini hari pukul 02.00 WIB, maka bantuan tahap ketiga dari total komitmen bantuan senilai 1 juta dolar AS akan segera disiapkan.

"Untuk bantuan tahap ketiga, tentu saja akan segera disiapkan. Tim akan segera melaporkan seluruh proses bantuan kepada Menteri Kesehatan (Menkes) dan kemudian Menkes akan melaporkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," kata Ketua Delegasi Tim Kemanusiaan Indonesia untuk Palestina, dr Rustam S Pakaya, MPH kepada wartawan ANTARA di Rafah, Kamis pukul 22.00 waktu setempat (Jumat pukul 03.00 WIB). Usai menyerahkan bantuan tahap kedua kepada Faiz Hasunah (25) warga Jalur Gaza, yang secara khusus baru tiba dari Gaza untuk menerima bantuan pemerintah dan rakyat Indonesia itu, ia mengemukakan bahwa tugas tim kemanusiaan yang terdiri atas gabungan wakil pemerintah dan masyarakat dinyatakan telah dituntaskan, dan kemudian akan dirancang bantuan tahap ketiga dan selanjutnya.

Faiz Hasunah, perwakilan warga Palestina di wilayah Rafah yang saat ini dikuasai pejuang HAMAS, dan masih terus diserang bom oleh Israel itu langsung terharu atas solidaritas pemerintah dan rakyat Indonesia itu. Total bantuan kemanusiaan dari Indonesia, semula hanya dua ton obat-obatan dan uang tunai Rp2 miliar.

Namun, dalam perkembangannya kemudian meningkat menjadi 1 juta dolar AS atau Rp10 miliar dan itu sesuai dengan yang disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pada konferensi pers di Kantor Kepresidenan, Senin (29/12), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan ia telah mengirim surat secara kepada Sekretaris Jenderal (Sesjen) PBB Ban Ki-moon dan Presiden DK PBB agar kedua lembaga itu mengeluarkan resolusi bagi Israel untuk menghentikan serangannya ke Jalur Gaza.

Presiden menambahkan, dalam suratnya kepada Sekjen PBB dan Presiden DK PBB, ia menyampaikan sikap Indonesia yang mengecam keras aksi-aksi militer Israel yang dinilai berlebihan dan tidak proporsional. "Dalam surat ini saya menggarisbawahi bahwa masyarakat dunia, terutama PBB, terutama lagi DK PBB harus mengambil langkah-langkah cepat," kata Kepala Negara.

Mengingat kondisi kemanusiaan yang buruk di Jalur Gaza akibat serangan roket Israel yang menewaskan rakyat Palestina, Presiden Yudhoyono dalam suratnya juga mengimbau masyarakat dunia untuk memberi bantuan kemanusiaan kepada Palestina. "Indonesia akan memberikan bantuan tunai senilai 1 juta dolar AS di luar obat-obatan yang dikirim ke wilayah konflik," kata Presiden.

Bantuan tahap pertama dari Indonesia telah disampaikan langsung kepada Menkes Palestina dr Fathi Abu Moughli di Amman, Yordania (3/1), yakni berupa dua ton obat-obatan senilai Rp300 juta dan uang tunai Rp1 miliar. Bantuan yang diserahkan kepada Menkes Palestina dr Fathi Abu Moughli itu kemudian disalurkan ke Jalur Gaza lewat Tepi Barat. Namun karena untuk masuk Gaza lewat pintu perbatasan Yordania harus melalui wilayah Israel, maka tim kemanusiaan bersama sejumlah wartawan Indonesia yang meliput gagal masuk langsung ke Gaza akibat kondisi itu.

Selanjutnya bantuan tersebut mesti dibawa atas kerja sama dengan LSM milik Raja Yordania "Jordan Hashemite Charity" sebagai satu-satunya lembaga yang selama ini mendapat izin Israel untuk bisa masuk ke Gaza melalui wilayah Israel. Menurut Rustam S Pakaya, dalam tim kemanusiaan juga tergabung unsur Deplu, yakni diwakili Direktur Urusan Timur Tengah Deplu Aidil Chadra Salim, yang akan melaporkan ke Menteri Luar Negeri, sedangkan unsur masyarakat lainnya seperti "Medical Emergency Resque Commitee" (MER-C) Indonesia dan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) juga akan melaporkan kepada induk organisasi masing-masing.)