15 Desember 2008

SEJARAH PENINDASAN PEREMPUAN

SEJARAH PENINDASAN PEREMPUAN
Oleh : Agung Nugroho
“Tulisan ini kupersembahkan untuk kaum perempuan sedunia, yang telah banyak berjasa dalam merubah peradaban manusia. Dan juga untuk seluruh kaum perempuan Indonesia yang sedang terus berjuang merebut kembali hak-haknya”

Pengantar

Berbicara tentang penindasan perempuan, memang penuh dengan kontrovesi. Banyak kalangan yang masih terhegemoni pemikiran superioritas laki-laki menganggap bahwa bukanlah penindasan jika perempuan diletakkan pada kodratnya. Sementara dikalangan yang memiliki pemikiran egaliter, menganggap bahwa persoalan kodrat tidaklah mengharuskan posisi perempuan menjadi tertindas.

Tulisan ini dimaksud untuk meluruskan cara pandangan kita terhadap posisi perempuan, tulisan ini tidak serta merta membela secara membabi-buta tanpa melihat dari akar sejarah dari mana awal ketertindasan perempuan.

Sejarah Perkembangan Masyarakat, Menemukan Akar Awal Penindasan PerempuanPeradaban manusia dibumi tidak serta merta langsung berbentuk peradaban maju, fase peradaban manusia sejalan dengan sejarah perkembangan masyarkat yang pernah terjadi di bumi ini. Sebelum muncul peradaban yang saat ini sesuai dengan perkembangan masyarakat yang juga terjadi saat ini.

Sebelumnya dilalu oleh berbagai fase perkembangan masyarakat, yaitu :
1.Jaman Komunal Primtif Nomaden
2.Jaman Pertanian Kolektiv Primitif
3.Jaman Perbudak
4.Jaman Industri

1.Jaman Komunal Primitif

Pada jaman ini kehidupan manusia masih bersifat kolektif, dimana pembagian tugas belum mengenal pemisahan berdasarkan gender (jenis kelamin) pembagian tugas baru berdasarkan fungsi saja. Laki - perempuan, tua - muda, semua memiliki tugas yang sama. Yaitu berburu, jaman ini tidak mengenal pengecualian. Mereka yang tak mampu ikut berburu tidak akan mendapat makan, mereka yang lemah baik laki-laki atau perempuan, perempuan-perempuan yang sedang mengandung atau melahirkan akan ditinggal kelompoknya yang hidup berpindah dari satu hutan ke hutan lain untuk mencari sumber makan.

Mereka-mereka yang ditinggal oleh kelompoknya banyak yang tak dapat bertahan hidup, tentu timbul pertanyaan mengapa begitu kejam jaman ini ? betul hal ini dianggap kejam jika kita melihat dari sisi norma yang ada dijaman kita saat ini.

Namun apa yang mereka lakukan saat itu sebatas untuk tidak terdapatnya beban kolektif, meningat apda saat itu belum ditemukannya tekhnologi. Mereka masih mengunakan dengan langsung apa yang mereka didapat dari alam, batu, kayu, dan bekas tulang-tulang binatang. Belum lagi alam yang mereka hadapi saat itu, yang masih ganas dan liar, dimana bahan makan belum banyak tersedia.

Sehingga jika mereka yang lemah dan tak dapat ikut berburu harus diberi makan, itu artinya mereka harus menambah beban mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka dan dirinya. Pada jaman ini tingkat kematian begitu tinggi, ini dapat dilihat dari bukti peninggalan yang terdapat dalam gua-gua purba yang ditemukan.

Dimana terdapat banyak tulang-tulang fosil bayi. Lantas bagaimana dengan regenerasi pada saat itu ? bertahannya keturunan mereka lebih disebabkan oleh kekuatan phisik individu, perempuan-perempuan yang memiliki kelebihan dalam hal phisiklah yang mampu bertahan hidup baik dirinya maupun anak yang mereka lahirkan. Dengan menggendong dan sambil menyusui mereka tetap ikut berburu. Tangan kiri mengendong, tangan kanan memegang alat untuk membunuh binatang. Tradisi ini masih diwarisi sampai jaman sekarang dimana kaum ibu banyak menyusui anaknya disebelah kiri.

2.Jaman Pertanian Kolektiv Primitif

Dengan seringnya mereka yang lemah dan perempuan hamil dan menyusui yang tak dapat ikut berburu ditinggal oleh kelompoknya. Lambat laun dari generasi ke generasi mereka mulai dapat beradaptasi dengan lingkungannya untuk dapat bertahan hidup. Disini mereka para perempuan menemukan sitim pertanian primitif dan peternakan primitif.Mereka melihat biji sisa makanan yang mereka makan, lama kelamaan bias tumbuh kecambah dan terus tumbuh menjadi pohon, berbunga dan berbuah. Mereka juga mencoba mejinakan hewan-hewan kecil yang dapat dipelihara dan dimakan. Dan akhirnya muncul-lah pertanian dan peternakan yang ditemukan oleh kaum perempuan.

Pada jaman ini perempuan memegang peranan penting dalam upaya menjinakan dan mengelola alam. Pada jaman inilah juga mulai ditemukan baju dari kulit pohon, dan binatang, dan rumah dengan atap dedaunan, dan mata bajak.

Waktu yang terus berputar, membuat kelompok yang dulu meninggalkan mereka kembali ke hutan tempat mereka dulu meninggalkan anggota kelompoknya yang tak dapat ikut berburu.

Begitu mereka lihat bahwa anggota kelompoknya yang dulu mereka tinggal dapat bertahan hidup, maka lahirlah kehidupan baru dari yang semula nomaden menjadi maden atau menetap. Bravo ! untuk kaum perempuan yang berhasil merubah peradaban !! Salute…untuk mereka yang begitu struggle menghadapi hidup..!!

Dijaman ini pertanian dikerjakan secara kolektif, belum ada pembagian tugas berdasarkan gender, sama halnya dengan jaman komunal primitif. Dijaman inipula mulai ditemukan pengobatan dan mulai munculnya orang yang berprofesi dukun. ikatan darah pada saat ini masih mengikuti ibunya.

3.Jaman Perbudakan

Jaman pertanian kolektif primitif berlangsung hingga ribuan tahun, berkembang dan berkembang hingga munculah spesialisasi dalam masyarakat. Dimana dengan mulai adanya tekhnologi, pemikiran manusia mulai berkembang. Mereka-mereka yang memiliki keahlian khusus dalam membuat alat, mulai meninggalkan pertanian. Dan hanya menukar alat yang mereka buat dengan hasil pertanian.

Pada akhirnya munculah ikatan yang dinamakan keluarga (Family), mereka yang memiliki anggota keluarga yang banyak otomatis memiliki hasil tani yang lebih banyak pula. Sementara mereka yang sedikit jumlah anggota keluarganya hanya memiliki sedikit hasil taninya.Perubahan alam yang membuat para keluarga yang memiliki hasil tani sedikit mulai kekurangan ahan pangan. Sehingga mau tidak mau meminjam dari keluarga yang memiliki jumlah anggota yang banyak.

Disinilah mulai muncul yang namanya hutang piutang. Mereka yang tak sanggup membayar hutang, maka lahan tanah dan alat produksinya disita oleh yang menghutang, sementara dirinya menjadi hamba untuk menggarap tanah bekas milikinya. Maka lahirlah jaman perbudakan…Dijaman perbudakaan inilah, posisi kaum perempuan mulai bergeser, dari yang tadinya ikut berperan secara ekonomi dan politik.

Peran perempuan sedikit demi sedikit mulai bergeser menjadi pekerja domestik (mengerjakan pekerjaan rumah tangga), walu masih terdapat sebagaian kecil perempuan yang masih memegang peranan secara ekonomi dan politik, namun sudah semakin kecil.Dijaman perbudakan mulai muncul perbedaan gender, dimana perempuan lebih murah harganya ketimbang budak laki-laki.

Dijaman ini pula para budak yang hendak menikahi budak perempuan maka wajib menyerahkan terlebih dulu calon istrinya kepada tuan budak untuk ditiduri. Pada jaman perbudakaan inilah mulai muncul kasta dalam kehidupan masyarakat. Mereka yang memiliki budak terbanyak menjadi pemimpin.

4.Jaman Feodal / Pertanian Modern

Pertentangan yang semakin kuat antara para budak dan tuan budak melahirkan revolusi kaum budak atau yang disebut “pemberontakan budak”. Dengan merdekanya para budak, berubalah system masyarakat, dari perbudakaan menjadi feodal. Mereka yang memiliki tanah pertanian mau tidak mau berkompromi untuk memberlakukan sistim upah.

Dijaman feodal ini posisi perempuan benar-benar tergeser dan masuk kedalam lembah pekerjaan domestic. Dijaman ini pulalah garis keturunan berubah jadi mengikuti bapak. Jaman ini juga disebut jaman patriakal, dimana dominasi laki-laki terhadap perempuan menjadi penuh.

Dijaman ini lahir satu kaum yaitu kaum pedagang.Dijaman ini perempuan tak ubahnya sebuah barang, yang hanya digunakan sebagai pemanis dan kejayaan kaum laki. Siapa yang banyak memiliki istri, merekalah yang dianggap berjaya dan terhormat. Sementara di posisi kaum perempuan sering terjadi tekanan batin, karena harus menghadapi kawin paksa.

Belum lagi ketika sudah bersuami mereka harus siap dimadu dengan istri-istri baru suaminya. Praktis dijaman feodal ini perempuan hanya diserahi tiga tugas yaitu : Sumur, Kasur dan Dapur. Padangan terhadap kaum perempuan pun semakin rendah mereka dianggap sebagai kaum yang lemah, dan harus diberi perlindungan oleh kaum laki-laki. Perekonomian, perdagangan, ilmu pengetahuan adalah hak kaum laki, memasak, urus anak, dan bersih-bersih rumah menjadi hak kaum perempuan.

5.Jaman Industri

Jaman feudal tumbang akibat berlangsungnya pemberontakan kaum buruh tani, yang ditunggangi oleh kaum pedagang yang merasa hak-haknya terlalu terbatas terhadap hak-hak para raja dan bangsawan. Pemberontakan ini mulai mengkikis hak-hak para raja dan bangsawan. Tumbangnya jaman feudal berganti dengan jaman industri, dimana semakin maju ketika ditemukannya mesin uap.

Namun perubahan ini tetap tidak dapat membebaskan peran perempuan, dimana para pengusaha masih melestarikan budaya feudal yang berlaku terhadap kaum perempuan. Diskriminai terhadap kaum perempuan semakin nyata, walaupun mereka menghargai persamaan hak namun diskriminasi berdasarkan gender masih berlangsung. Upah pekerja perempuan lebih murah, hak cuti hamil tidak diberikan, pekerjaan domestic masih menjadi lahan perempuan.

Sampai akhirnya terjadi gelombang aksi besar-besaran pada bulan maret tanggal 8, dimana kaum perempuan Amerika menuntut persamaan hak tanpa batas terhadap diri mereka. Maka lahirlah hari perempuan sedunia yang selalu diperingati setiap tanggal 8 Maret.Kondisi Kaum Perempuan Saat iniWalaupun keberhasilan telah dicapai, namun dibelahan bumi lainnya terutama di negera berkembang.

Dimana sisa-sisa kekuasaan dan tradisi feudal masih berlangsung. Posisi perempuan tidak menjadi lebih baik, persamaan hak walau sudah didapat tapi masih terus diperdebatkan. Pelecehan terhadap perempuan masih tinggi, pandangan terhadap perempuan masih sebtas pandangan sebagai obyek seksual laki-laki.

Akankah lahir kembali sebuah pemberontakan yang membuat kaum perempuan terbebas dari segala sekat perbedaan gender ? alam dengan roda sejarahnya yang akan menjawab. Tinggal kepada mereka yang merasa memiliki peradaban tinggi, sudah seharusnya merubah cara pandang kita terhadap kaum perempuan.

Kodrat alamiah perempuan hanya satu yaitu dapat melahirkan, tapi kodrat almiah tersebut rasanya kurang bijak jika kita tetap merendahkan peran perempuan, mengingat merekalah kaum yang pertama kali merubah wajah dunia. Atau kita masih ingin melanggengkan tradisi dan budaya jman perbudakaan ? lantas dapatkah kita mengklaim bahwa diri kita adalah orang yang memiliki peradaban yang tinggi ?